Dalam manajemen ,
perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
Rencana
dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu
organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus
dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas
dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Ø Tujuan
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan
banyak tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan
baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan
dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja
sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa
rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara
serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
Tujuan
kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat
rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan,
memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk
menghadapinya.
Tujuan
ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan
terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan.
Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan
menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
Tujuan
yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu
proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses
membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer
tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
Selain
keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan antara
perencanaan dengan kinerja perusahaan.
Ø Elemen perencanaan
Perencanaan
terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu sendiri (plan).
Ø Sasaran
Sasaran
adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh organisasi.
Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat keputusan
dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil.
Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas.
Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan,
pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali
stated goals ini bertentangan
dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder perusahaan. Sedangkan
sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran
riil hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta
anggotanya.
Ada
dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk mencapai sasarannya.
Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional. Pada pendekatan ini, manajer
puncak memberikan sasaran-sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh
bawahannya menjadi sub-tujuan (subgoals)
yang lebih terperinci. Bawahannya itu kemudian menurunkannya lagi kepada anak
buahnya, dan terus hingga mencapai tingkat paling bawah. Pendekatan ini
mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah orang yang tahu segalanya karena
mereka telah melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama terjadi pada
proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan. Seringkali, atasan memberikan
sasaran yang cakupannya terlalu luas seperti "tingkatkan kinerja,"
"naikkan profit," atau "kembangkan perusahaan," sehingga
bawahan kesulitan menerjemahkan sasaran ini dan akhirnya salah mengintepretasi
maksud sasaran itu (lihat gambar).
Pendekatan
kedua disebut dengan management by
objective atau MBO.
Pada pendekatan ini, sasaran dan tujuan organisasi tidak ditentukan oleh
manajer puncak saja, tetapi juga oleh karyawan. Manajer dan karyawan
bersama-sama membuat sasaran-sasaran yang ingin mereka capai. Dengan begini,
karyawan akan merasa dihargai sehingga produktivitas mereka akan meningkat.
Namun ada beberapa kelemahan dalam pendekatan MBO. Pertama, negosiasi dan
pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO membutuhkan banyak waktu, sehingga
kurang cocok bila diterapkan pada lingkungan bisnis yang sangat dinamis. Kedua,
adanya kecenderungan karyawan untuk bekerja memenuhi sasarannya tanpa
memedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim berkurang. Ada juga yang
bilang MBO hanyalan sekedar formalitas belaka, pada akhirnya yang menentukan
sasaran hanyalah manajemen puncak sendiri.
Ø Rencana
Rencana
atau plan adalah dokumen yang
digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup
alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana
dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya.
Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan
rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku
diseluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang
mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.
Berdasarkan
jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang dan
rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai
rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana
yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara rencana yang berada di antara
keduanya dikatakan memiliki intermediate
time frame.
Menurut
kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan rencana spesifik.
Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan guidelines secara umum, tidak
mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh karyawannya untuk
"meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa yang harus
dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat fleksibel, namun
tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah rencana yang
secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia juga memberikan
perintah mendetail, misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi biaya, dan
lain-lain.
Pengendalian
Manajemen
Pengendalian
manajemen adalah suatu proses yang menjamin bahwa sumber-sumber diperoleh dan
digunakan dengan efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi., dengan kata lain pengendalian manajemen dapat diartikan sebagai
proses untuk menjamin bahwa sumber manusia, fisik dan teknologi dialokasikan
agar mencapai tujuan organisasi secara menyeluruh. Pengendalian manajemen
berhubungan dengan arah kegiatan manajemen sesuai dengan garis besar pedoman
yang sudah ditentukan dalam proses perencanaan strategi.
Sistem
pengendalian manajemen adalah kesatuan pemikiran dari metode akuntansi
manajemen untuk mengumpulkan dan melaporkan data serta mengevaluasi kinerja
perusahaan. Suatu sistem pengendalian manajemen berusaha untuk mengarahkan
berbagai macam usaha yang dilaksanakan oleh semua subunit organisasi agar
mengarah pada tujuan organisasi dan tujuan para manajernya.
Dasar
dari sebuah pengawasan atau pengendalian adalah proses perencanaan. Hasil dari
sebuah perencanaan adalah misi, objektif, atau anggaran operasional yang secara
keseluruhan akan disertai oleh sistem pengendalian. Sebuah sistem pengendalian
manajemen yang baik seharusnya dapat membantu dalam proses pembuatan keputusan
dan memotivasi setiap individu dalam sebuah organisasi agar melakukan
keseluruhan konsep yang telah ditentukan. Sistem pengendalian manajemen
meramalkan besarnya penjualan dan biaya untuk tiap level aktifitas, anggaran,
evaluasi kinerja dan motivasi karyawan.
Perencanaan
strategi adalah proses pembuatan keputusan-keputusan mengenai tujuan organisasi
yang dipandang tidak cocok, penentuan garis besar strategi organisasi, serta
keputusan pengkombinasian dan penggunaan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan proses pengendalian adalah
proses dimana manusia membuat rencana-rencana dan keputusan-keputusan.
Langkah-langkah penting pada proses pengendalian dapat
digolongkan ke delapan elemen, yaitu:
1. Mengidentifikasikan
tujuan dan strategi.
2. Penyusunan
program.
3. Penyusunan
anggaran.
4. Kegiatan dan
pengumpulan realisasi prestasi
5. Pengukuran
prestasi.
7. Tindakan
koreksi.
8. Tindakan
lanjutan
Ø Pengendalian Manajemen Organisasi
Suatu
organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya dengan
melakukan proses perencanaan. Perencanaan diimplementasikan dalam aktivitas
yang melibatkan individu-individu. Aktivitas individu ini diarahkan untuk mencapai
tujuan organisasi. Hal yang sering dilupakan adalah individu sebagai mahkluk
juga mempunyai keinginan dan tujuan pribadi. Tujuan pribadinya bisa selaras
dengan tujuan organisasi bisa juga tidak. Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan
tujuan organisasi atau tujuan individu tidak tercapai. Untuk itulah diperlukan
suatu pengendalian kerja sehingga tujuan individu bisa selaras dengan tujuan
organisasi.
Salah
satu alat untuk mencapai hal tersebut adalah dengan adanya suatu sistem
pengendalian manajemen yang baik. Sistem pengendalian manajemen terdiri atas
struktur manajemen dan proses pengendalian manajemen. Struktur pengendalian
manajemen dipusatkan pada berbagai macam pusat pertanggungjawaban, sedangkan
proses pengendalian manajemen meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
organisasi. Program menunjukan kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan oleh
organisasi dalam rangka pelaksanaan strateginya.
•Penganggaran,
dalam proses penganggaran, anggaran umumnya disusun dengan
menggabungkan anggaran-anggaran divisi dan departemen,
yang merupakan
tanggung jawab manajer divisi atau departemen. Sebagai
bagian dari proses ini,
masing-masing program diterjemahkan ke dalam
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan tanggung jawab manajer dari setiap
pusat pertanggungjawaban untuk suatu periode.
•Operasi dan
Pengukuran Prestasi,data yang dikelompokan menurut program digunakan
sebagai dasar untuk pemograman yang akan datang, sedangkan data yang dikelompokan
menurut pusat pertanggungjawaban digunakan untuk mengukur kinerja atau manajer
pusat pertanggungjawaban. Untuk kepentingan yang terakhir ini, data tentang
hasil aktual dilaporkan dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat dibandingkan
langsung dengan rencana yang tertuang dalam anggaran.
•Pelaporan dan
Analisis, laporan juga digunakan sebagai bagian dari pengendalian. Beberapa
diantaranya diturunkan dari analisis yang mengembangkan rencana dan
membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang direncanakan, disertai
penjelasan mengenai penyimpangan diantara keduanya, jika ada.
Ø Merancang Sistem Pengendalian Manajemen
Untuk
membuat sebuah system pengendalian manajemen, terlebih dulu harus mengetahui
tujuan organisasi. Penyusun sistem pengendalian manajemen dapat menggolongkan
subjek pengendalian manajemen menjadi tiga bagian sebagai berikut:
1. Mempertimbangkan
pola-pola otonomi yang digunakan oleh organisasi untuk mempengaruhi perilaku
para manajer ke arah pencapaian tujuan organisasi.Bagian ini meliputi
identifikasi mengenai:
v •Iklim yang
menentukan perilaku manajer, misalnya gaya para manajer dan philosopi
organisasi yang sangat mempengaruhi otonomi manajerial dan sistem pengendalian.
Dalam menyusun sistem pengendalian, pola tersebut dianggap sebagai sesuatu yang
sudah ditentukan.
v mengidentifikasikan
tujuan, strategi, dan kebijakan yang sudah ditentukan
2. Menyusun
secara lengkap rancangan struktur pengendalian manajemen. Atas dasar tujuan,
strategi dan kebijaksanaan yang telah ditentukan selanjutnya penyusun sistem
pengendalian manajemen menyusun secara lengkap rancangan struktur pengendalian
manajemen. Rancangan tersebut meliputi:
v Keputusan
pembentukan pertanggungjawaban unit-unit dalam organisasi untuk menjaga
sumber-sumber organisasi.
v Sistem
pengukuran prestasi yang digunakan untuk mengevaluasi pusat pertangungjawaban.
v Penentuan
intensif dan ganjaran untuk memotivasi perilaku para manajer pusat
pertanggungjawaban dalam pencapaian tujuan.
3. Menyusun
proses pengendalian manajemen yang sifatnya berulang-ulang. Proses pengendalian
manajemen biasanya didukung oleh sistem informasi formal. Sistem tersebut jika
pelaksanaannya benar, dapat menjamin hubungan struktur dan proses pengendalian
manajemen. Proses pengendalian yang berulang-ulang ini disusun untuk tujuan
pengolahan informasi yang dapat:
v Menterjemahkan
tujuan menyeluruh organisasi menjadi tujuan-tujuan berbagai sub-unit atau pusat
pertanggungjawaban organisasi.
v Peka
terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi tujuan dan strategi.
v Membandingkan
prestasi yang sesungguhnya dengan prestasi yang diinginkan.
v Membuat
tindakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam rangka pencapaian
tujuan.
Struktur
pengendalian manajemen memusatkan pada berbagai jenis pusat pertanggungjawaban
dalam suatu organisasi. Secara sederhana, istilah pusat pertanggungjawaban
digunakan untuk menunjukan unit-unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggungjawab. Setiap pusat pertanggungjawaban:
·
Menggunakan masukan (input)
·
Melaksanakan pekerjaan (proses)
·
Menghasilkan keluaran (output)
"ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL"
Analisa laporan keuangan merupakan
proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan
tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai
kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan
sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan
analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih
sederhana.
Analisa rasio keuangan adalah
perbandingan antara dua/kelompok data laporan keuangan dalam satu periode
tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data laporan laba rugi.
Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan
dari tahun ketahun. Jenis-jenis analisa rasio keuangan adalah :
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini berguna untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Ada 3
(tiga) macam rasio likuiditas yang digunakan, yaitu :
1) Current
Ratio
2) Acid Test
Ratio
3) Cash
Position Ratio
b. Rasio Solvabilitas
Rasio ini berguna untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya (hutang
jangka pendek dan hutang jangka panjang). Ada 4 (empat) rasio solvabilitas yang
digunakan. yaitu :
1) Total Debt
To Equity Ratio
2) Total Debt
To Total Assets Ratio
3) Long Term
Debt To Equity
4) Long Term Debt To Total
Assets
c. Rasio Profitabilitas
Rasio ini berguna untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Ada
4 (empat rasio profitabilitas yang digunakan, yaitu :
1) Return On
Equity (ROE)
2) Return On
Assets (ROA)
3) Net Profit
Margin
4) Gross
Profit Margin
Tujuan analisis keuangan adalah
untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa kini dan masa lalu dan untuk
menilai apakah kinerjanya dapat dipertahankan.
Terdapat dua
alat penting dalam melakukan analisis keuangan :
a. Analisis Rasio
Analisis ini mencakup perbandingan
rasio antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama,
perbandingan rasio suatu perusahaan antar waktu atau dengan periode fiscal yang
lain dan atau perbandingan rasio terhadap beberapa acuan yang baku.
Ada dua
masalah yang harus dibahas ketika melakukan analisis rasio dalam lingkungan
internasional :
a.
Apakah perbedaan lintas Negara dalam prinsip akuntansi
menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam angka-angka laporan keuangan yang
dilaporkan perusahaan dari Negara yang berbeda?
b.
Seberapa jauh perbedaan dalam budaya serta kondisi
persaingan dan ekonomi local memperngaruhi interpertasi ukuran akuntansi dan
rasio keuangan, meskipun pengukuran akuntansi dari negeri yang berbeda
disajikan ulang agar tercapai “ daya banding akuntansi”? Sejumlah bukti yang
kuat menunjukkan adanya perberdaan besar antarnegara dalam profitabilitas,
pengungkit, dan rasio serta jumlah laporan keuangan lainnya yang berasal dari
factor akuntansi dan non akuntansi.
c.
Seberapa besar perbedaan dalam pos-pos laporan
keuangan disebabkan oleh perbedaan prinsip-prinsip akuntansi nasional ? Ratusan
perusahaan non AS yang mencatatkan saham di Bursa-bursa efek AS melakukan
pengungkapan rekonsiliasi berupa catatan kaki yang memberikan bukti terhadap
pernyataan ini, setidaknya dalam konteks perbedaan antara nilai akuntansi
berdasarkan GAAP AS dan berdasarkan GAAP non AS.
d.
Suatu penelitian sebelumnya mengenai rekonsiliasi
laporan keuangan oleh emiten asing yang disusun oleh SEC cukup informasi.
Sekitar separuh dari 528 emiten non AS yang diteliti mengungkapkan perbedaan
yang material antara laba yang dilaporkan laporan keuangannya mereka dengan
laba bersih menurut GAAP AS. Lima jenis perbedaan laporan keuangan yang
diungkapkan oleh sejumlah besar emiten adalah :
v Depresiasi
dan amortisasi
v Biaya yang
ditangguhkan
v Pajak
tangguhan
v Pensiun
v Transaksi
mata uang asing
Penelitian ini menunjukan bahwa
lebih dari 2/3 emiten yang mengungkapkan perbedaan laba yang material
melaporkan bahwa laba menurut GAAP AS lebih rendah dibandingkan dengan laba
menurut GAAP non AS. Hampir setengah dari antaranya melaporkan perbedaan laba
lebih besar dari 25%. dua puluh lima dari 87 emiten yang melaporkan bahwa laba
berdasarkan GAAP AS lebih besar daripada berdasarkan GAAP non AS melaporkan
perbedaan lebih besar dari 25%. Hasil yang sam juga ditemukan untuk
rekonsiliasi ekuitas pemegang saham. Secara keseluruhan, bukti dalam studi SEC
ini menunjukan bahwa perbedaan laporan keuangan menurut GAAP AS dan GAAP non AS
sangat material untuk kebanyakan perusahaan.
b. Analisis Arus Kas
Analisis ini berfokus pada laporan
arus kas, yang memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan keluar
perusahaan, yang diklasifikasikan menjadi aktifitas operasi, investasi dan
pendanaan, serta pengungkapan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non
kas secara periodic. Misalkan, apakah perusahaan telah menghasilkan arus kas
yang positif dari operasinya.
Laporan arus kas yang sangat
mendetal sangat diwajibkan menurut GAAP AS, GAAP Inggris, IFRS, dan standar
akuntansi di sejumlah Negara yang jumlahnya semakin bertambah. Ukuran-ukuran
yang berkaitan dengan arus kas sangat bermanfaat khusunya dalam analisis
internasional karena tidak telalu dipengaruhi oleh perbedaan prinsip akuntansi,
bila dibandingkan dengan ukuran-ukuran berbasis laba Apabila laporan arus kas
tidak disajikan, sering kali ditemukan kesulitan untuk menghitung arus kas dari
operasi dan ukuran arus kas lainya dengan menyelesaikan laba berbasis actual.
Untuk mengatasi perbedaan prinsip
akuntansi lintas Negara, beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi
asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara internasional atau sesuai
dengan dasar lain yang lebih umum. Beberapa yang lain mengembangkan pemahaman
yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok Negara tertentu dan
membatasinya analisis mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasi di
Negara-negara tersebut.
Sumber :
Choi D.S.
Frederick & Meek K. Gary. 2005. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 5 BUKU 2.
Jakarta : Salemba Empat
" HARMONISASI AKUNTANSI DAN BADAN INTERNASIONAL"
Dunia akuntansi saat ini masih disibukkan dengan adanya standar akuntansi yang baru yaitu Standar Akuntansi Keuangan Internasional IFRS.
Tentang tujuan penerapan IFRS adalah memastikan bahwa penyusunan laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimasukkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang terdiri dari:
Harmonisasi
merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik
akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik
tersebut dapat beragam.
Istilah
harmonisasi dan standardisasi seolah-olah memiliki arti yang sama. Secara umum,
standardisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit bahkan
mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi.
Standardisasi sukar untuk diimplementasikan secara internasional.Sedangkan
harmonisasi lebih fleksibel dan terbuka, tidak menggunakan pendekatan satu
ukuran umtuk semua tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami
kemajuan besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir.
Harmonisasi akuntansi mencakup :
1. Harmonisasi
akan standar akuntansi yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan.
2. Harmonisasi
akan pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan
penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek.
3. Harmonisasi
akan standar audit.
Harmonisasi Internasional
memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1. Pasar
modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa
hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara
konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor
dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan lebih
beragam dan resiko keuangan berkurang.
3. Perusahaan-perusahaan
dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam merger dan
akuisisi.
4. Gagasan
terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam
mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi.
Organisasi
Internasional Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah menjadi pemain
utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam mempromosikan
harmonisasi akuntansi internasional :
1. Badan Standar Akuntansi
International (IASB)
2. Komisi Uni Eropa (EU)
3. Organisasi Internasional Komisi
Pasar Modal (IOSCO)
4. Federasi Internasional Akuntan
(IFAC)
5. Kelompok Kerja Ahli Antar pemerintah
Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar Internasional Akuntansi dan Pelaporan
(International Standars of Accounting and Reporting – ISAR), bagian dari
Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam Perdagangan dan Pembangunan (United
Nations Conference on Trade and Development –UNCTAD)
6. Kelompok Kerja dalam Standar
Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi _Kelompok Kerja OEDC)
Ø
Perlunya Harmonisasi Standar Akuntansi
Indonesia
Indonesia perlu mengadopsi standar akuntansi international untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham di negara ini atau sebaliknya. Namun demikian, untuk mengadopsi standar internasional itu bukan perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal. Indonesia sudah melakukannya, namun sifatnya baru harmonisasi dan selanjutnya akan dilakukan full adoption atas standar internasional tersebut. Adopsi standar akuntansi internasional tersebut terutama untuk perusahaan publik. Hal ini dikarenakan perusahaan publik merupakan perusahaan yang melakukan transaksi bukan hanya nasional tetapi juga secara internasional. Jika terjadi jual beli daham di Indonesia atau sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan laporan.
Indonesia perlu mengadopsi standar akuntansi international untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham di negara ini atau sebaliknya. Namun demikian, untuk mengadopsi standar internasional itu bukan perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal. Indonesia sudah melakukannya, namun sifatnya baru harmonisasi dan selanjutnya akan dilakukan full adoption atas standar internasional tersebut. Adopsi standar akuntansi internasional tersebut terutama untuk perusahaan publik. Hal ini dikarenakan perusahaan publik merupakan perusahaan yang melakukan transaksi bukan hanya nasional tetapi juga secara internasional. Jika terjadi jual beli daham di Indonesia atau sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan laporan.
Ada
beberapa pilihan untuk melakukanadopsi, menggunakan IAS apa adanya, atau
harmonisasi. Harmonisasi adalah kita yang menentukan mana saja yang harus
diadopsi, sesuai kebutuhan. Contohnya adalah PSAK no 24, itu mengadopsi
sepenuhnyaIAS no 19. Standar berhubungan dengan imbalan kerja atau employee
benefit. Bapepam telahmemberikan sinyal kepada semua perusahaan go public
tentang kerugian apa yang akan kita hadapi bila kita tidak melakukan
harmonisasi. Dalam pernyataannya bapepam menjelaskan bahwa kerugian yang
berkaitan dengan pasar modal yang masuk Indonesia yang listing di bursa efek di
negara lain. perusahaan asing akan kesulitan untuk membandingkan laporan
keuangan sesuai standar nasional kita, sebaliknya perusahaan indonesia yang
listing di negara lain juga cukup kesulitan untuk membandingkan laporan
keuangan sesuai standar di negara tersebut. Hal ini akan menghambat
perekonomian dunia, dan aliran modal akan berkurang dantidak mengglobal.
B.
BADAN INTERNASIONAL
Badan
Standar Akuntansi Internasional (IASB), dahulu AISC, didirikan tahun 1973 oleh
organisasi akuntansi profesional di sembilan negara.
Tujuan IASB adalah:
1. Untuk
mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global yang
berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat dibandingkan dalam laporan
keuangan.
2. Untuk
mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat untuk
membawa konvergensi standar akuntansi nasional dan standar akuntansi
internasional dan pelaporan keuangan internasional kearah solusi berkualitas
tinggi.
Konvergensi IFRSDunia akuntansi saat ini masih disibukkan dengan adanya standar akuntansi yang baru yaitu Standar Akuntansi Keuangan Internasional IFRS.
Tentang tujuan penerapan IFRS adalah memastikan bahwa penyusunan laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimasukkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang terdiri dari:
v
Memastikan bahwa laporan keuangan internal
perusahaan mmengandung infomasi berkualitas tinggi
v
Tranparansi bagi para pengguna dan dapat
dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
v
Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak
melebihi manfaat untuk para pengguna
v
Meningkatkan investasi
v
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh adanya
suatu perubahan sistem IFRS sebagai standar global yatitu :
v
Pasar modal menjadi global dan modal investasi
dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standard pelaporan
keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia
akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal
v
Investor dapat membuat keputusan yang lebih baik
v
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses
pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi
v
Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas
pembuatan standard dapat disebarkan dalam mengembangkan standard global yang
berkualitas tertinggi.
Demikian peran regulator
dalam mensosialisasikan betapa besar tujuan dan manfaat yang diperoleh menuju
ke IFRS . “Perusahaan juga akan menikmati biaya modal yang lebih rendah,
konsolidasi yang lebih mudah, dan sistem teknologi informasi yang terpadu,”
kata Patrick Finnegan, anggota Dewan Standar Akuntansi International
(International Accounting Standards Board/IASB), dalam Seminar Nasional IFRS di
Jakarta.